KOMUNISME,
DEMOKRASI MENURUT TERMINOLOGI KOMUNISME DAN PERKEMBANGAN POST-KOMUNISME
Demokrasi konstitusional
telah berkembang diberbagai negara di dunia hingga akhir abad 19 muncul sebuah
ideologi yang mengembangkan konsep demokrasi yang bertentangan dengan azas
pokok demokrasi konstitusional. Demokrasi dalam hal ini dipakai dalam istilah demokrasi proletar dan demokrasi Soviet hingga pada dekade lima
puluhan timbul istilah demokrasi nasional.
Seluruh istilah demokrasi tersebut berlandaskan aliran pikiran komunisme atau
Marxisme-Leninisme. Para golongan yang mendukung demokrasi konstitusional (Internasional Commision of Jurish)
mengecap demorkasi tersebut tidak demokratis.
Awal
abad 19 keadaan buruk dialami buruh di Eropa Timur kemudian cendikiawan Robert
Owen, Saint Simon dan Fourier mencoba untuk memperbaikinya. Pemikiran mereka
hanya didorong oleh rasa perikemanusiaan tanpa adanya tindakan yang nyata dan
tanpa strategi perbaikan, sehingga teori mereka disebut Sosialis Utopia. Karl Marx juga mengecam keadaan ekonomi dan sosial
yang terjadi disekelilingnya, ia berpendapat masyarakat tidak dapat diperbaiki
secara tambal sulam tetapi harus diubah secara radikal melalui pendobrakan
sendi-sendinya. Karl Marx menamakan ajarannya Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism).
Marx tertarik oleh
gagasan dialektik George Hegel untuk mengubah masyarakat secara radikal. Marx
mengatakan bahwa “semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi masalah
sebenarnya ialah bagaimana mengubahnya”. Hegel berpendapat kebenaran
keseluruhannya hanya ditangkap oleh pikiran manusia melalui proses dialektik
(proses tesis melalui antithesis menuju sintesis) hingga kebenaran yang
sempurna tertangkap. Proses ini terus berlangsung hingga tercapai sintesis yang
paling tinggi dan lebih lengkap unsur kebenarannya dan kebenaran secara
keseluruhan tersebut disebut Ide Mutlak (Absolute
Idea). Oleh karena itu dialektika merupakan gerak maju dari taraf rendah ke
taraf tinggi dengan suatu irama pertentangan dan persatuan.
Marx tertarik gagasan
dialektik Hegel karena terdapat unsur kemajuan melalui konflik dan
pertentangan, dan unsur inilah yang menyusun teorinya mengenai perkembangan
masyarakat melalui revolusi. Awalnya Marx merumukan dahulu teori materialisme
dialektis (dialectical materialism)
kemudian menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya teori
materialism historis (historical
materialism) untuk melandasi teori sosial. Ia berkesimpulan menurut hukum
ilmiah, dunia kapitalis akan mengalami revolusi proletar yang akan
menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan akan meratakan jalan untuk timbulnya
masyarakat komunis.
Materialisme dialektis dari
ajaran Hegel, Marx mengambil gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara
segi-segi yang berlawanan dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal
ini Marx menolak bahwa hukum dialektik hanya berlaku dalam pikiran manusia
saja, ia menegaskan bahwa hukum dialektik juga terjadi dalam dunia kebendaan
(dunia materi) yang disebutnya Materialisme.
Selanjutnya setiap benda maupun keadaan dalam tubuhnya menimbulkan segi-segi
yang berlawanan dan bertentangan disebut kontradiksi,
kemudian timbul keseimbangan dimana benda dan keadaan telah di negasi-kan hingga tercapainya negasi
tertinggi maka selesailah perkembangan dialektis. Materialisme historis
merupakan gagasan bahwa sejarah menunjukkan masyarakat masa lampau telah
berkembang menurut hukum dialektis. Menurut Karl Marx perkembangan dialektik
terjadi lebih dahulu dalam struktur bawah dari masyarakat kemudian menggerakkan
struktur atas yang bersifat ekonomis.
Hukum dialektika
menyatakan masyarakat telah berkembang menjadi masyarakat kapitalis. Gerak
dialektis dimulai saat masyarakat bersifat primitif menjadi masyarakat
berkelas, gerak ini disebabkan pertentangan antara masyarakat berkelas pertama
(budak) kemudian terjadi pertentangan berubah menjadi masyarakat feodal lalu berubah
menjadi kaum borjuasi dan berubah menjadi masyarakat kapitalis yang diakibatkan
pertentangan kaum kapitalis dan kaum proletar sehingga gerak dialektis terakhir
tercapai yaitu masyarakat komunis. Masyarakat komunis yang dicitakan oleh Marx
merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosial dimana manusia bebas dari
keterikatan kepada milik pribadi, tidak ada ada eksploitasi, penindasan. Dukungan
terbesar atas ajaran Marx berasal dari negara Rusia yang dijadikan pola untuk
membentuk masyarakat baru atas runtuhnya masyarakat lama melalui revolusi yang
dilakukan oleh Lenin.
Abad ke 20 gagasan Karl
Marx disesuaikan dengan perubahan politik dan sosial yang diberoi tafsiran
khusus yang dinamakan Marxisme-Leninisme atau komunisme oleh pemimpin Rusia.
Perkembangan
Marxisme-Leninisme di Uni Soviet
Lenin memimpin revolusi
1917 sampai tahun 1924 dan berhasil membentuk diktator proletariat seperti
bayangan Karl Marx serta berhasil membentuk Undang-Undang Dasar yang
memusnahkan golongan penindas. Gagasan Lenin ialah: melihat pentingnya peranan
kaum petani dalam menyelenggarakan revolusi; melihat peranan suatu partai
politik yang militan untuk memimpin kaum proletar; melihat imperialisme sebagai
gejala yang memperpanjang hidup kapitalisme. Marx memiliki pandangan yang berbeda
terhadap gagasan Lenin yaitu, marx hanya melihat peranan kaum buruh,
berpendapat kaum proletar akan bangkit sendiri, dan kapitalisme pada puncaknya
akan menemui ajalnya dan diganti oleh komunisme. Gagasan ini disebut Lenin
sebagai istilah “Sosialisme” sedangkan Marx disebut “tahap pertama masyarakat
komunisme”.
Tahun 1924 hingga 1953
Uni Soviet dipimpin oleh Stalin yang menonjolkan sifat menindas dan mengganti
undang-undang dasar sebelumnya hingga berakhirnya tahap awal revolusi dan
secara resmi dimulai tahap kedua yaitu transformasi masyarakat kearah komunis.
Setelah kepemimpinan Lenin berakhir Uni Soviet berhasil dikuasai oleh Khurshchev
yang melancarkan gerakan destalinisasi melalui Kongres Partai Komunis Uni
Soviet tahun 1956 dan mengecam gagasan Stalin. Doktrin Marxisme-Leninisme
ditinjau kembali sesuai perkembangan setelah Perang Dunia II. Gagasan
Khrushchev ialah bahwa perang dapat dihindarkan dan bukan tak terelakkan;
membuka kemungkinan untuk hidup berdampingan dengan negara yang berlainan
sistem sosialnya. Gagasan ini dinamakan “Neo
Revisionisme”
Tahun 1964 hingga1982 Khruschev
digantikan oleh Leonid Brezhnev. Proses destalinisasi dihentikan dan
mengembalikan reputasi dan kedudukan Stalin, walaupun banyak gagasan dari
Khruschev yang masih berlaku. Kepemimpinan oleh Leonid relative tenang yang
ditandai dengan détente serta
memberikan toleransi kepada beberapa revisi ajaran Marxisme-Leninisme untuk
tujuan pragmatis tetapi tidak melepaskan control politik pada kehidupan
masyarakat. Kebijakan poltik utamanya pembangunan angkatan bersenjata seiring
adanya rivalitas Perang Dingin dengan Amerika. Tahun 1982 terpilih Yuri
Andropov sebagai pengganti Leonid Brezhnev, tahun 1984 Yuri digantikan oleh
Konstantin Chernenko, kemudian tahun 1985 Chernenko digantikan oleh Mikhail
Gorbachev.
Kepemimipnan Gorbachev
membuat perubahan signifikan dalam bidang ekonomi dan politik yang dikenal
dengan “Perestroika dan Glasnot”.
Perestroika merupakan kebijakan restrukturasi sosial ekonomi dan Glasnot
merupakan transparansi untuk membuka akses public terhadap informasi. Selain
itu Gorbachev melakukan perubahan undang-undang pemilu 1988 untuk memilih
pejabat di tingkat nasional dan lokal melalui kompetisi terbuka. Dampak yang
muncul karena sistem ini banyak negara yang menuntut kedaulatan dan hak
melepaskan diri dari Uni Soviet. Keadaan ekonomi semakin buruk akibat reformasi
sehingga kekuasaan Gorbachev semakin memudar, perubahan fundamental juga
terjadi dalam tatanan politik yang bergeser menjadi negara federasi yang lebih
longgar sehingga memunculkan keinginan untuk melakukan kudeta. Bulan desember
1991 uni soviet dinyatakan bubar dan digantikan dengan Commonwealth Independent States (CIS)
Tahun 1991 Boris
Yeltsin terpilih menjadi presiden Rusia pertama. Ia berupaya melakukan
reformasi ekonomi yang lebih radikal, tahun 1992 melakukan liberalisasi harga
sehingga kesulitan ekonomi yang terjadi ditahun sebelumnya perlahan menghilang.
Keberhasilannya mencegah komunisme kembali di Rusia selain itu kebijakan
pertahanan dan kebijakan luar negeri dapat mengurangi belanja hampir 90% dan
bekerjasama dengan AS. Tahun 2000 Vladmir Putin menggantikan Yeltsin sebagai
presiden Rusia yang dipilih secara sah melalui pemilu.
Pandangan
Mengenai Negara dan Demokrasi
Marx berpandangan bahwa
negara sebagai suatu alat pemaksa (instrument of coercion) yang akhirnya akan
melenyap sendiri dengan munculnya masyarakat komunis. Ia juga berpendapat bahwa
negara hanya mesin yang dipakai satu kelas untuk menindas kelas lain, dan hanya
merupakan lembaga trasnsisi yang dipakai untuk menindas lawan dengan kekerasan.
Lenin setuju dengan pendapat Marx dan menganggap negara sebagai diktator
proletariat serta berpandangan bahwa penindasan dengan kekerasan terhadap kaum
penindas harus disingkkirkan dari demokrasi. Pandangan ini merupakan demokrasi
untuk minoritas terhadap mayoritas yang tidak memiliki hak demokratis dan ia
juga mengecam bahwa dikatator dan demokrasi adalah bertentangan satu sama lain.
Tercapainya komunisme dinegara maka negara akan lenyap ketika orang bekerja
menurut kesanggupan dan menerima menurut kebutuhannya.
Stalin mengungkapkan
syarat melenyapkan negara yaitu syarat internal yaitu sistem ekonomi harus
berdasarkan prinip ekonomi “distribusi menurut kebutuhan” dan syarat eksternal
sebagai gagasan baru pengepungan oleh
negara-negara kapitalis harus berakhir dan sosialisme menang diseluruh dunia.
Khurshchev mengatakan bahwa negara merupakan negara dari seluruh rakyat dimana
hanya ada dua golongan yang bersahabat sehingga tidak ada kelas-kelas sosial
yang antagonis karena itu tidak perlu lagi ada paksaan.
Komunisme tidak hanya
merupakan sistem politik tetapi juga mencerminkan gaya hidup yang berdasarkan
nilai-nilai tertentu yaitu: Gagasan monoisme (sebagai lawan dari pluralism);
Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah dan harus dipaku untuk mencapai
komunisme; Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Mekanisme untuk
menyelenggarakan asas tersebut adalah Sistem satu partai yaitu diktator
proletar sebenarnya merupakan diktator Partai komunis; Soviet tertinggi secara
formal memegang semua kekuasaan yaitu legeslatif, eksekutif dan yudikatif sebab
Marxisme-Leninisme menolak gagasan trias politca; Pemilihan umum dewasa ini
bersifat rahasia tetapi tidak ada kemerdekaan politik dan pencalonan didasarkan
atas sistem calon tunggal untuk setiap kursi, setiap calon ditetapkan oleh
Partai Komunis.
Demokrasi
Rakyat
Demokrasi rakyat
menurut istilah komunis adalah bentuk khsus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator
proletar.Menurut Georgi Dimitrov menyatakan bahwa demokrasi rakyat merupakan
arah dalam masa transisi yang bertugas untuk menjamin peran negara kearah sosialisme.
Lahirya demokrasi rakyat di masing-masing negara Eropa Timur lahir pada waktu
yang berlainan. Demokrasi Rakyat memiliki ciri-ciri yaitu: Suatu wadah front
persatuan (united front) yang
merupakan landasan kerja sama dari partai komunis dengan golongan-golongan
lainnya dalam penguasa; Penggunaan beberapa lembaga pemerintahan di negara
lama. Gagasan demokrasi rakyat di Cina dipengaruhi oleh pemikiran Mao Zedong
yang melancarkan Demokrasi Baru.
Tahun 1989 hingga 1991
semua negara komunis di Eropa Timur mengalami transisi politik fundamental,
bergeser menjauh dari komunisme (Post-communism).
Janor Kadar pemimpin Hongaria memperkenalkan New Economic Mechanism tahun 1968
dengan gagasan lebih radikal dari reformasi perekonomian yang pernah diterapkan
di Eropa Timur. Proses liberalisasi berlangsung ditandai dengan kebebasan untuk
melakukan kritik pada rezim yang berkuasa. Negara komunis yang masih bertahan
dari 23 negara bekas komunis salah satunya adalah Cina. Situasi komunisme di
China berbeda dengan situasi kebanyakan negara di Eropa Timur maupun Uni
Soviet, karena ada faktor “keunikan China”.
Suksesi kepemimpinan
Mao Zedong tidak berjalan mulus sehingga menyebabkan konsolidasi kekuasaan baru
relative stabil dengan kendali kekuasaan Deng Xiaoping. Gagasan Deng Xiaoping
dengan empat modernisasinya yaitu pertanian, industri, pertahanan serta iptek
merupakan faktor mengapa komunisme China tidak runtuh dengan memprioritaskan
reformasi ekonomi dan meningkatkan taraf hidup penduduk. Faktor kedua yang
membuat China bertahan dengan paham Komunismenya dikarenakan relative
independen dari pengaruh Uni Soviet; dan faktor ketiga adalah tradisi Confucian
yang takut akan terjadi chaos dan
anarki sebab ajara Confius di China mengajarkan harmoni dan kestabilan.
Demokrasi
Nasional (National Democratic State)
Tahun 1950 kaum
komunis meninjau kembali hubungan dengan negara-negara Asia dan Afrika. Harapan
kaum komunis bahwa negara jajahan (bougeois
democratic revolution) akan meluas menjadi revolusi proletar ternyata hampa
belaka walaupun komunisme sebagai ideologi mengalami kemajuan. Pola perebutan
kekuasaan secara langsung sesuai ajaran Lenin ditegaskan dalam Konferensi
Calcutta gagal karena tidak mendapat dukungan rakyat. Hal ini mendorong kaum
komunis untuk melahirkan konsepsi baru dengan perubahan sikap dalam politik
negara komunis. Perubahan sikap tersebut didasarkan pada konsep kemenangan yang
dicapai melalui “transisi damai” (peaceful transition) yaitu melalui saluran-saluran
yang sah dan atas dasar kerjasama dengan kekuatan borjuasi yang ada. Demokrasi
Nasional dianggap suatu tahapan dalam perkembangan negara demokrasi borjuis
menjadi demokrasi rakyat sebagai bentuk diktator ploretariat.
Akhir
tahun 1964 konsep Demokrasi Nasional tidak realistis karena adanya beberapa
negara yang dianggap sudah matang untuk terbentuknya Demokrasi Nasional ada
yang tidak memperlihatkan kemajuan kearah demokrasi rakyat hingga membubarkan
partai komunis setempat. Sehingga golongan komunis kembali meninjau konsep
Demokrasi Nasional dan menentukan sikap terhadap negar borjuis nasional yang
tidak memihak partai komunis. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya gagasan pokok
yaitu peranan mutlak partai komunis serta pertentangan kelas dan dicetuskannya
konsep mengenai demokrasi revolusioner. Adanya sikap transisi keerah jalan
non-kapitalis merupakan pengaruh sistem sosialis dunia (Uni Soviet) dan sikap
ini sangat dikecam oleh China karena telah secara langsung menolak konsep
mengenai demokrasi revolusioner dan China mengecamnya sebagai Revisonis. China
menyatakan bahwa masih diperlukan aliansi kaum petani dan kaum buruh dibawak
pimpinan partai komunis dan menggunakan kekerasan untuk meruntuhkan pimpinan
yang reaksioner, merebut kekuasaan negara dan mendirikan dictator proletariat.
Revolusi
kebudayaan hadir di China sebagai anda adanya perubahan sikap yang lebih lunak
dari sikap pimpinan China yang awalnya kaku terhadap dunia luar dan hal ini
dapat dilihat masuknya Republik Rakyat China menjadi anggota PBB. Perkembangan
demokrasi di China sulit untuk diprediksi karena penerapan komunisme telah
banyak sekali mengalami perkembangan. Upaya pembaharuan sistem politik di China
yang dilakukan secara bertahap membuka keran kebebasan di tingkat lokal melalui
pemilihan langsung dengan memilih kepala desa dan karakteristik
sistempolitiknya telah mengarah pada soft
authoritatianism yang tidak dicirikan sebagai totaliter dan otoriter.
Kritik
Terhadap Komunisme dan Runtuhnya Kekuasaan Komunis
Paham komunisme
mendapat kecaman dari berbagai pihak yaitu kalangan non-lomunis dan kalangan
anti komunis maupun dari kalangan komunis sendiri. Dari kalangn komunis kritik
yang didapat terkait dengan pola Yugoslavia yang secara politis dan ekonomis
merupakan penyimpangan yang paling jauh dari pola yang pernah digariskan oleh
Uni Soviet. Kritik dari kalangan non-komunis terkait dengan unsure paksaan dan
kekerasan kepada pembatasan atas kebebasan-kebebasan politik dan diabaikannya
martabat perorangan yang ditetntukan dan dirimuskan oleh elite yang kecil.
Kritik
maupun perbedaan pendapat terjadi dikalangan ilmiawan yang dituliskan dalam
sebuah buku bidang kesusastraan dan ilmiah yang berisi tentang kebebsan
berpikir sebagai sesuatu yang oerlu untuk setiap masyarakat yang ingin maju.
Para cendikiawan tersebut yaitu Andrei Synyavsky dihukum kerja paksa karena
tulisannya diterbitkan diluar negeri dan dianggap anti-Soviet.
Keruntuhan
rezim komunis sejak tahun 1989 di berbagai negara memununculkan berbagai teori.
Sebagai contoh buku Leslie Holmes mengenai beragam pendekatan dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya yang berkembang untuk menjelaskan kejatuhan rezim
komunisme di berbagai negara terutama di Uni Soviet dan Eropa Timur. Dalam buku
tersebut menjelaskan kejatuhan rezim komunis karena faktor Gorbachev, kegagalan
ekonomi, peran kekuatan oposisi, kompetensi dengan negara barat, korekasi dan
pemaknaan pada ajaran Marxisme, jangkauan wilayah, pengaruh terlalu luas, teori
perbandingan tentang revolusi, teori perbandingan tentang modernisasi dan teori
tentang krisi legitimasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar