Powered By Blogger

21 Oktober 2014

DEMOKRASI MENURUT PANDANGAN KOMUNISME

KOMUNISME, DEMOKRASI MENURUT TERMINOLOGI KOMUNISME DAN PERKEMBANGAN POST-KOMUNISME

Demokrasi konstitusional telah berkembang diberbagai negara di dunia hingga akhir abad 19 muncul sebuah ideologi yang mengembangkan konsep demokrasi yang bertentangan dengan azas pokok demokrasi konstitusional. Demokrasi dalam hal ini dipakai dalam istilah demokrasi proletar dan demokrasi Soviet hingga pada dekade lima puluhan timbul istilah demokrasi nasional. Seluruh istilah demokrasi tersebut berlandaskan aliran pikiran komunisme atau Marxisme-Leninisme. Para golongan yang mendukung demokrasi konstitusional (Internasional Commision of Jurish) mengecap demorkasi tersebut tidak demokratis.
            Awal abad 19 keadaan buruk dialami buruh di Eropa Timur kemudian cendikiawan Robert Owen, Saint Simon dan Fourier mencoba untuk memperbaikinya. Pemikiran mereka hanya didorong oleh rasa perikemanusiaan tanpa adanya tindakan yang nyata dan tanpa strategi perbaikan, sehingga teori mereka disebut Sosialis Utopia. Karl Marx juga mengecam keadaan ekonomi dan sosial yang terjadi disekelilingnya, ia berpendapat masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam tetapi harus diubah secara radikal melalui pendobrakan sendi-sendinya. Karl Marx menamakan ajarannya Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism).
Marx tertarik oleh gagasan dialektik George Hegel untuk mengubah masyarakat secara radikal. Marx mengatakan bahwa “semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi masalah sebenarnya ialah bagaimana mengubahnya”. Hegel berpendapat kebenaran keseluruhannya hanya ditangkap oleh pikiran manusia melalui proses dialektik (proses tesis melalui antithesis menuju sintesis) hingga kebenaran yang sempurna tertangkap. Proses ini terus berlangsung hingga tercapai sintesis yang paling tinggi dan lebih lengkap unsur kebenarannya dan kebenaran secara keseluruhan tersebut disebut Ide Mutlak (Absolute Idea). Oleh karena itu dialektika merupakan gerak maju dari taraf rendah ke taraf tinggi dengan suatu irama pertentangan dan persatuan.
Marx tertarik gagasan dialektik Hegel karena terdapat unsur kemajuan melalui konflik dan pertentangan, dan unsur inilah yang menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Awalnya Marx merumukan dahulu teori materialisme dialektis (dialectical materialism) kemudian menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya teori materialism historis (historical materialism) untuk melandasi teori sosial. Ia berkesimpulan menurut hukum ilmiah, dunia kapitalis akan mengalami revolusi proletar yang akan menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan akan meratakan jalan untuk timbulnya masyarakat komunis.
Materialisme dialektis dari ajaran Hegel, Marx mengambil gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara segi-segi yang berlawanan dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal ini Marx menolak bahwa hukum dialektik hanya berlaku dalam pikiran manusia saja, ia menegaskan bahwa hukum dialektik juga terjadi dalam dunia kebendaan (dunia materi) yang disebutnya Materialisme. Selanjutnya setiap benda maupun keadaan dalam tubuhnya menimbulkan segi-segi yang berlawanan dan bertentangan disebut kontradiksi, kemudian timbul keseimbangan dimana benda dan keadaan telah di negasi-kan hingga tercapainya negasi tertinggi maka selesailah perkembangan dialektis. Materialisme historis merupakan gagasan bahwa sejarah menunjukkan masyarakat masa lampau telah berkembang menurut hukum dialektis. Menurut Karl Marx perkembangan dialektik terjadi lebih dahulu dalam struktur bawah dari masyarakat kemudian menggerakkan struktur atas yang bersifat ekonomis.
Hukum dialektika menyatakan masyarakat telah berkembang menjadi masyarakat kapitalis. Gerak dialektis dimulai saat masyarakat bersifat primitif menjadi masyarakat berkelas, gerak ini disebabkan pertentangan antara masyarakat berkelas pertama (budak) kemudian terjadi pertentangan berubah menjadi masyarakat feodal lalu berubah menjadi kaum borjuasi dan berubah menjadi masyarakat kapitalis yang diakibatkan pertentangan kaum kapitalis dan kaum proletar sehingga gerak dialektis terakhir tercapai yaitu masyarakat komunis. Masyarakat komunis yang dicitakan oleh Marx merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosial dimana manusia bebas dari keterikatan kepada milik pribadi, tidak ada ada eksploitasi, penindasan. Dukungan terbesar atas ajaran Marx berasal dari negara Rusia yang dijadikan pola untuk membentuk masyarakat baru atas runtuhnya masyarakat lama melalui revolusi yang dilakukan oleh Lenin.
Abad ke 20 gagasan Karl Marx disesuaikan dengan perubahan politik dan sosial yang diberoi tafsiran khusus yang dinamakan Marxisme-Leninisme atau komunisme oleh pemimpin Rusia.

Perkembangan Marxisme-Leninisme di Uni Soviet
Lenin memimpin revolusi 1917 sampai tahun 1924 dan berhasil membentuk diktator proletariat seperti bayangan Karl Marx serta berhasil membentuk Undang-Undang Dasar yang memusnahkan golongan penindas. Gagasan Lenin ialah: melihat pentingnya peranan kaum petani dalam menyelenggarakan revolusi; melihat peranan suatu partai politik yang militan untuk memimpin kaum proletar; melihat imperialisme sebagai gejala yang memperpanjang hidup kapitalisme. Marx memiliki pandangan yang berbeda terhadap gagasan Lenin yaitu, marx hanya melihat peranan kaum buruh, berpendapat kaum proletar akan bangkit sendiri, dan kapitalisme pada puncaknya akan menemui ajalnya dan diganti oleh komunisme. Gagasan ini disebut Lenin sebagai istilah “Sosialisme” sedangkan Marx disebut “tahap pertama masyarakat komunisme”.
Tahun 1924 hingga 1953 Uni Soviet dipimpin oleh Stalin yang menonjolkan sifat menindas dan mengganti undang-undang dasar sebelumnya hingga berakhirnya tahap awal revolusi dan secara resmi dimulai tahap kedua yaitu transformasi masyarakat kearah komunis. Setelah kepemimpinan Lenin berakhir Uni Soviet berhasil dikuasai oleh Khurshchev yang melancarkan gerakan destalinisasi melalui Kongres Partai Komunis Uni Soviet tahun 1956 dan mengecam gagasan Stalin. Doktrin Marxisme-Leninisme ditinjau kembali sesuai perkembangan setelah Perang Dunia II. Gagasan Khrushchev ialah bahwa perang dapat dihindarkan dan bukan tak terelakkan; membuka kemungkinan untuk hidup berdampingan dengan negara yang berlainan sistem sosialnya. Gagasan ini dinamakan “Neo Revisionisme
Tahun 1964 hingga1982 Khruschev digantikan oleh Leonid Brezhnev. Proses destalinisasi dihentikan dan mengembalikan reputasi dan kedudukan Stalin, walaupun banyak gagasan dari Khruschev yang masih berlaku. Kepemimpinan oleh Leonid relative tenang yang ditandai dengan détente serta memberikan toleransi kepada beberapa revisi ajaran Marxisme-Leninisme untuk tujuan pragmatis tetapi tidak melepaskan control politik pada kehidupan masyarakat. Kebijakan poltik utamanya pembangunan angkatan bersenjata seiring adanya rivalitas Perang Dingin dengan Amerika. Tahun 1982 terpilih Yuri Andropov sebagai pengganti Leonid Brezhnev, tahun 1984 Yuri digantikan oleh Konstantin Chernenko, kemudian tahun 1985 Chernenko digantikan oleh Mikhail Gorbachev.
Kepemimipnan Gorbachev membuat perubahan signifikan dalam bidang ekonomi dan politik yang dikenal dengan “Perestroika dan Glasnot”. Perestroika merupakan kebijakan restrukturasi sosial ekonomi dan Glasnot merupakan transparansi untuk membuka akses public terhadap informasi. Selain itu Gorbachev melakukan perubahan undang-undang pemilu 1988 untuk memilih pejabat di tingkat nasional dan lokal melalui kompetisi terbuka. Dampak yang muncul karena sistem ini banyak negara yang menuntut kedaulatan dan hak melepaskan diri dari Uni Soviet. Keadaan ekonomi semakin buruk akibat reformasi sehingga kekuasaan Gorbachev semakin memudar, perubahan fundamental juga terjadi dalam tatanan politik yang bergeser menjadi negara federasi yang lebih longgar sehingga memunculkan keinginan untuk melakukan kudeta. Bulan desember 1991 uni soviet dinyatakan bubar dan digantikan dengan Commonwealth Independent States (CIS)
Tahun 1991 Boris Yeltsin terpilih menjadi presiden Rusia pertama. Ia berupaya melakukan reformasi ekonomi yang lebih radikal, tahun 1992 melakukan liberalisasi harga sehingga kesulitan ekonomi yang terjadi ditahun sebelumnya perlahan menghilang. Keberhasilannya mencegah komunisme kembali di Rusia selain itu kebijakan pertahanan dan kebijakan luar negeri dapat mengurangi belanja hampir 90% dan bekerjasama dengan AS. Tahun 2000 Vladmir Putin menggantikan Yeltsin sebagai presiden Rusia yang dipilih secara sah melalui pemilu.

Pandangan Mengenai Negara dan Demokrasi
Marx berpandangan bahwa negara sebagai suatu alat pemaksa (instrument of coercion) yang akhirnya akan melenyap sendiri dengan munculnya masyarakat komunis. Ia juga berpendapat bahwa negara hanya mesin yang dipakai satu kelas untuk menindas kelas lain, dan hanya merupakan lembaga trasnsisi yang dipakai untuk menindas lawan dengan kekerasan. Lenin setuju dengan pendapat Marx dan menganggap negara sebagai diktator proletariat serta berpandangan bahwa penindasan dengan kekerasan terhadap kaum penindas harus disingkkirkan dari demokrasi. Pandangan ini merupakan demokrasi untuk minoritas terhadap mayoritas yang tidak memiliki hak demokratis dan ia juga mengecam bahwa dikatator dan demokrasi adalah bertentangan satu sama lain. Tercapainya komunisme dinegara maka negara akan lenyap ketika orang bekerja menurut kesanggupan dan menerima menurut kebutuhannya.
Stalin mengungkapkan syarat melenyapkan negara yaitu syarat internal yaitu sistem ekonomi harus berdasarkan prinip ekonomi “distribusi menurut kebutuhan” dan syarat eksternal sebagai gagasan baru  pengepungan oleh negara-negara kapitalis harus berakhir dan sosialisme menang diseluruh dunia. Khurshchev mengatakan bahwa negara merupakan negara dari seluruh rakyat dimana hanya ada dua golongan yang bersahabat sehingga tidak ada kelas-kelas sosial yang antagonis karena itu tidak perlu lagi ada paksaan.
Komunisme tidak hanya merupakan sistem politik tetapi juga mencerminkan gaya hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu yaitu: Gagasan monoisme (sebagai lawan dari pluralism); Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah dan harus dipaku untuk mencapai komunisme; Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Mekanisme untuk menyelenggarakan asas tersebut adalah Sistem satu partai yaitu diktator proletar sebenarnya merupakan diktator Partai komunis; Soviet tertinggi secara formal memegang semua kekuasaan yaitu legeslatif, eksekutif dan yudikatif sebab Marxisme-Leninisme menolak gagasan trias politca; Pemilihan umum dewasa ini bersifat rahasia tetapi tidak ada kemerdekaan politik dan pencalonan didasarkan atas sistem calon tunggal untuk setiap kursi, setiap calon ditetapkan oleh Partai Komunis.
Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakyat menurut istilah komunis adalah bentuk khsus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar.Menurut Georgi Dimitrov menyatakan bahwa demokrasi rakyat merupakan arah dalam masa transisi yang bertugas untuk menjamin peran negara kearah sosialisme. Lahirya demokrasi rakyat di masing-masing negara Eropa Timur lahir pada waktu yang berlainan. Demokrasi Rakyat memiliki ciri-ciri yaitu: Suatu wadah front persatuan (united front) yang merupakan landasan kerja sama dari partai komunis dengan golongan-golongan lainnya dalam penguasa; Penggunaan beberapa lembaga pemerintahan di negara lama. Gagasan demokrasi rakyat di Cina dipengaruhi oleh pemikiran Mao Zedong yang melancarkan Demokrasi Baru.
Tahun 1989 hingga 1991 semua negara komunis di Eropa Timur mengalami transisi politik fundamental, bergeser menjauh dari komunisme (Post-communism). Janor Kadar pemimpin Hongaria memperkenalkan New Economic Mechanism tahun 1968 dengan gagasan lebih radikal dari reformasi perekonomian yang pernah diterapkan di Eropa Timur. Proses liberalisasi berlangsung ditandai dengan kebebasan untuk melakukan kritik pada rezim yang berkuasa. Negara komunis yang masih bertahan dari 23 negara bekas komunis salah satunya adalah Cina. Situasi komunisme di China berbeda dengan situasi kebanyakan negara di Eropa Timur maupun Uni Soviet, karena ada faktor “keunikan China”.
Suksesi kepemimpinan Mao Zedong tidak berjalan mulus sehingga menyebabkan konsolidasi kekuasaan baru relative stabil dengan kendali kekuasaan Deng Xiaoping. Gagasan Deng Xiaoping dengan empat modernisasinya yaitu pertanian, industri, pertahanan serta iptek merupakan faktor mengapa komunisme China tidak runtuh dengan memprioritaskan reformasi ekonomi dan meningkatkan taraf hidup penduduk. Faktor kedua yang membuat China bertahan dengan paham Komunismenya dikarenakan relative independen dari pengaruh Uni Soviet; dan faktor ketiga adalah tradisi Confucian yang takut akan terjadi chaos dan anarki sebab ajara Confius di China mengajarkan harmoni dan kestabilan.



Demokrasi Nasional (National Democratic State)
            Tahun 1950 kaum komunis meninjau kembali hubungan dengan negara-negara Asia dan Afrika. Harapan kaum komunis bahwa negara jajahan (bougeois democratic revolution) akan meluas menjadi revolusi proletar ternyata hampa belaka walaupun komunisme sebagai ideologi mengalami kemajuan. Pola perebutan kekuasaan secara langsung sesuai ajaran Lenin ditegaskan dalam Konferensi Calcutta gagal karena tidak mendapat dukungan rakyat. Hal ini mendorong kaum komunis untuk melahirkan konsepsi baru dengan perubahan sikap dalam politik negara komunis. Perubahan sikap tersebut didasarkan pada konsep kemenangan yang dicapai melalui “transisi damai” (peaceful transition) yaitu melalui saluran-saluran yang sah dan atas dasar kerjasama dengan kekuatan borjuasi yang ada. Demokrasi Nasional dianggap suatu tahapan dalam perkembangan negara demokrasi borjuis menjadi demokrasi rakyat sebagai bentuk diktator ploretariat. 
            Akhir tahun 1964 konsep Demokrasi Nasional tidak realistis karena adanya beberapa negara yang dianggap sudah matang untuk terbentuknya Demokrasi Nasional ada yang tidak memperlihatkan kemajuan kearah demokrasi rakyat hingga membubarkan partai komunis setempat. Sehingga golongan komunis kembali meninjau konsep Demokrasi Nasional dan menentukan sikap terhadap negar borjuis nasional yang tidak memihak partai komunis. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya gagasan pokok yaitu peranan mutlak partai komunis serta pertentangan kelas dan dicetuskannya konsep mengenai demokrasi revolusioner. Adanya sikap transisi keerah jalan non-kapitalis merupakan pengaruh sistem sosialis dunia (Uni Soviet) dan sikap ini sangat dikecam oleh China karena telah secara langsung menolak konsep mengenai demokrasi revolusioner dan China mengecamnya sebagai Revisonis. China menyatakan bahwa masih diperlukan aliansi kaum petani dan kaum buruh dibawak pimpinan partai komunis dan menggunakan kekerasan untuk meruntuhkan pimpinan yang reaksioner, merebut kekuasaan negara dan mendirikan dictator proletariat.
            Revolusi kebudayaan hadir di China sebagai anda adanya perubahan sikap yang lebih lunak dari sikap pimpinan China yang awalnya kaku terhadap dunia luar dan hal ini dapat dilihat masuknya Republik Rakyat China menjadi anggota PBB. Perkembangan demokrasi di China sulit untuk diprediksi karena penerapan komunisme telah banyak sekali mengalami perkembangan. Upaya pembaharuan sistem politik di China yang dilakukan secara bertahap membuka keran kebebasan di tingkat lokal melalui pemilihan langsung dengan memilih kepala desa dan karakteristik sistempolitiknya telah mengarah pada soft authoritatianism yang tidak dicirikan sebagai totaliter dan otoriter.

Kritik Terhadap Komunisme dan Runtuhnya Kekuasaan Komunis
             Paham komunisme mendapat kecaman dari berbagai pihak yaitu kalangan non-lomunis dan kalangan anti komunis maupun dari kalangan komunis sendiri. Dari kalangn komunis kritik yang didapat terkait dengan pola Yugoslavia yang secara politis dan ekonomis merupakan penyimpangan yang paling jauh dari pola yang pernah digariskan oleh Uni Soviet. Kritik dari kalangan non-komunis terkait dengan unsure paksaan dan kekerasan kepada pembatasan atas kebebasan-kebebasan politik dan diabaikannya martabat perorangan yang ditetntukan dan dirimuskan oleh elite yang kecil.
            Kritik maupun perbedaan pendapat terjadi dikalangan ilmiawan yang dituliskan dalam sebuah buku bidang kesusastraan dan ilmiah yang berisi tentang kebebsan berpikir sebagai sesuatu yang oerlu untuk setiap masyarakat yang ingin maju. Para cendikiawan tersebut yaitu Andrei Synyavsky dihukum kerja paksa karena tulisannya diterbitkan diluar negeri dan dianggap anti-Soviet.

            Keruntuhan rezim komunis sejak tahun 1989 di berbagai negara memununculkan berbagai teori. Sebagai contoh buku Leslie Holmes mengenai beragam pendekatan dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya yang berkembang untuk menjelaskan kejatuhan rezim komunisme di berbagai negara terutama di Uni Soviet dan Eropa Timur. Dalam buku tersebut menjelaskan kejatuhan rezim komunis karena faktor Gorbachev, kegagalan ekonomi, peran kekuatan oposisi, kompetensi dengan negara barat, korekasi dan pemaknaan pada ajaran Marxisme, jangkauan wilayah, pengaruh terlalu luas, teori perbandingan tentang revolusi, teori perbandingan tentang modernisasi dan teori tentang krisi legitimasi.